Jumat, 16 Maret 2012

BAB IV : Dan Es cream pun menangis


Sebut saja namanya walls. Korban tidak bersalah dari suasana hati manusia ini.

Didepan sebuah mini market dia berhenti tertunduk, tatapannya kosong, tapi pikirannya berkecamuk. Rupanya dia sedang bersedih, terlihat dari beberapa tetes air mata yg mulai menumpuk dipelupuk..

ting tong... "Selamat belanja", sapa sang pramuniaga padanya. Dengan gontai berjalanlah dia ke sudut, mencari sesuatu,
 butuh waktu cukup lama setelah tau apa yg dibutuhkannya dan kemudian dia pun membayarnya..

Itulah asal cerita si walls, es cream yg selalu jadi temannya disaat sedih dan termenung sendiri. Sendokan kecilnya bisa mengurangi panas hati dan pikirannya.
ternyata masalah kali ini adalah masalah "dalam negri", masalah itulah yg membuatnya murung.
Sesendok demi sesendok es cream itu pun masuk kemulutnya, dingin, manis dan lembut terurai didalamnya.

Sejenak dia terdiam menatap wallsnya. Dalam hati dia berkata "trimakasih walls..kau temani ku saat hati dan pikiranku sejenak bekerja terpisah"..

Dan Dalam lelehan disendokan terakhir, dia sudah bisa tersenyum kembali. Tetesan tangis itu telah pergi bersama lembutnya walls yg temaninya. :)

Published with Blogger-droid v2.0.4

Tidak ada komentar:

Posting Komentar